Ibu yang baik bukanlah
Ibu yang melahirkan normal bukan pula yang melahirkan secara C-Section (Cesar)
Ibu yang baik bukanlah.. Ibu yang full Asi Bukan pula Ibu yang campur asi sama
sufor
Ibu yang baik bukan yg jaga anak pakai baby sitter Bukan pula yang memilih
mengasuh sendiri
Ibu yang baik bukan ibu yang memutuskan pakai diapers 24 jam
bukan pula yang memutuskan mau pakai popok kain buat bayinya
Ibu yang baik
bukan Ibu yg kerja kantoran Bukan pula Ibu yg kerja dari rumah dan dekat dengan
anak Bukan pula Ibu rumah tangga yang tidak bekerja maupun berbisnis
Ibu yang
baik adalah ibu yang bahagia , menerima dirinya apa adanya, menjadi versi yang
terbaik dari dirinya sendiri
Dan mengasuh anak anaknya dengan bahagia , tanpa
penghakiman dan ego bahwa dia ibu yang paling benar dan bijak dalam mengasuh
keluarga
setuju utk ibu yang
baik adalah ibu yang bahagia, bahagia menjadi ibu :)
Sedih ketika seorang
ibu mrasa dipojokkan dengan hal-hal tersebut. Padahal tugasnya ibu masih panjang
yakni mengasuh dan mendidik anaknya.
Tapi yang lebih sedih
nya lagi 2 dari hal di atas terjadi tapi tak seharusnya terjadi.
1. Melahirkan secara
normal versus secara section caesarea (sc)
Janganlah kami orang
awam ini punya istilah dokter yang pro normal dan yang tidak, dokter yang pro
ASi dan yang tidak. Lucu kan?
Mintak tolonglah kami
pada dokter kandungan dan juga bidan… Biarlah proses sc itu terjadi memang
benar-benar terjadi sebagai pilihan terakhir saat dihadapkan pada resiko
keselamatan ibu dan bayi. (Kecuali ibu yang memang menolak pervaginam sejak
awal tentunya)
Loh kan memang bgitu
kenyataannya?
Kalau memang begitu
kenyataannya, kenapa persentasi melahirkan sc di RS dan RSIA lebih besar
dibanding kelahiran normal?? Bukankah sc itu termasuk bagian proses persalinan
buatan? (ingat hukum kurva normal, yg normal persentasinya selalu lebih besar)
Didaerah kami ada
dokter spesialis kandungan yang dijuluki dokter sesar, karena ibu yang slama
mengandung konsultasinya dengan dr tersebut akan sectio, bila termasuk golongan
ekonomi menengah keatas terlebih karyawan yang diketahui biaya persalinan
ditanggung seluruhnya oleh perusahaan. Sungguh miris.
Klo ga percaya bisa
adakan survey atau buat penelitian ke RS, RSIA. Lihat presentasi 5 tahun
belakangan ini aja, pasti peningkatannya cukup signifikan. (jangan mengajukan
penelitian jadul…)
Saya sesar karena bayi
saya besar, lebih 4kg? Apakah bayi tiba2 menjadi besar? Bukankah selama
kehamilan dokter bisa memantau perkembangan bayi dan menyarankan diet karbo
pada minggu2 akhir persalinan?
Saya sesar karena bayi
saya sungsang, dari usia kehamilan 7 bulan sudah dibilang sungsang dan harus
operasi (mungkin kita perlu ke dr kandungan lain untuk second opinion)
Saya sesar karena
dibilang dokternya bayi saya udah kelamaan di dalam perut, takut keracunan
ketuban (padahal pas cek di bukunya masih 39w)
Saya sesar karena
bukaannya ga nambah2. (ketika dikatakan sy periksa dan sudah bukaan 1saya
disuruh pulang sama dokter, dan benar seminggu stelahnya saya datang lagi, sy
sudah bukaan 2 ke 3. “nanti sore langsung ambil kamar ya dik” (saya periksa
pagi, sore masuk ruang bersalin, Lahirannya besok harinya jam 11.24 wib. Boleh
jadi ibu tadi terlalu cepat masuk ruang bersalin, boleh jadi bayinya akan
terlahir normal 3 atau 4 hari lagi. Boleh jadi kan?)
Tapi sudah diinduksi
tapi tetap lambat pembukaannya? (saya tidak diinduksi, dan tidak boleh
diinduksi karena sudah ada riwayat sc, boleh jadi ibu hamil terlalu cepat masuk
kamar bersalinnya, memang belum waktunya,ibu berpotensi sekali menjadi
“target”. induksi hanya akan membuat ibu tersiksa dan bayi menjadi stress.
Cmiiw)
Trus klo bidan?
Gosipnya, bidan berijazah yang buka praktek dapat fee lumayan ketika
merekomendasikan pasiennya utk sectio. Lumayan sekali bila dibandingkan dengan
perjuangan mendampingi seorang ibu melahirkan. #entahlah…
Seringkali, kami ibu2
awam ini menjadi mangsa empuk. Sedih sekali…
http://www.kompasiana.com/kang_yadi/mungkinkah-melahirkan-normal-di-rs-bersalin_550dfb298133118a2cbc60db
http://www.bidankita.com/cara-memilih-rumah-sakit-yang-mendukung-persalinan-normal-alami/
http://ibuhamil.com/ngobrol-apa-saja/10632-hi-bunda-tlg-share-rs-yg-bgs-pro-normal-n-pro-asi-dnk.html
Itulah sebabnya
sahabat saya berulang2 mengatakan “knowledge is power”
Ketika seseorang minim
pengetahuan akan sesuatu, akan mudah sekali “diserang” hingga menjadi gamang,
menjadi ragu. Tapi ketika kita paham, kita bisa tersenyum dan mengambil
keputusan, dalam hal ini mencari dokter lain… ;p
Jadi perkaya diri
dengan pengetahuan. Apakah ibu memang termasuk yang beresiko utk melahirkan
secara normal? Ataukah ibu Cuma beresiko menjadi target keuntungan pihak2
tersebut.
http://litbang.patikab.go.id/index.php/jurnal/247-faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-persalinan-sectio-caesarea-di-kabupaten-pati-studi-pada-rsud-raa-soewondo-dan-rumah-sakit-islam-pati/191-faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-persalinan-sectio-caesarea-di-kabupaten-pati-studi-pada-rsud-raa-soewondo-dan-rumah-sakit-islam-pati
http://health.detik.com/read/2013/04/10/115515/2216398/775/bidan-vs-dokter-kandungan-mana-yang-lebih-baik
http://wartakesehatan.co.id/53075/tips-pilih-dokter-dan-bidan-selama-kehamilan
http://www.harris-spog.com/?p=249
http://bidanku.com/jenis-jenis-persalinan
klo dah begini saya
jadi kangen dengan ibu dr Rachma Bactiar SpO, dokter spesialis kandungan yang
membantu saya saat melahirkan anak kedua yg Alhamdulillah normal (beliau selalu
memanggil pasien yg lebih muda darnya dengan panggilan adik). Semoga Allah
senantiasa memberikan kesehatan baginya dan kelurganya, memberikan umur yg
berkah, memudahkan urusan-urusannya, member rezeki ygberkah dan tak putus2 agar
ia bs menolong banyak ibu2 lainnya.
Trima kasih dokter,
trima kasih juga para bidan yg luar biasa. I love u all.
rajin2 brosing, baca
buku seputar kehamilan, cari tau tentang “gentle birth”…. Ikuti klub senam
hamil di RS atau RSIA… positif thingking.